Jumat, 03 Januari 2025

Surabi: Kuliner Tradisional yang Tetap Digemari


Sejarah dan Asal-Usul Surabi

Surabi adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang masih eksis hingga saat ini. Kudapan ini dikenal luas di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, meskipun setiap daerah memiliki variasinya masing-masing. Surabi dipercaya berasal dari masa kerajaan Sunda dan Jawa, di mana makanan berbahan dasar tepung beras ini menjadi santapan favorit masyarakat.

Bahan dan Cara Pembuatan Surabi

Surabi dibuat dari campuran tepung beras, santan, dan sedikit garam, yang kemudian dimasak di atas tungku tanah liat dengan wajan kecil dari tanah liat juga. Teknik memasak tradisional ini memberikan aroma khas yang membedakan surabi dari makanan sejenis lainnya.

Proses pembuatannya cukup sederhana:

1. Tepung beras dicampur dengan santan hingga membentuk adonan yang kental.

2. Adonan dituang ke dalam cetakan tanah liat yang telah dipanaskan.

3. Surabi dimasak dengan api kecil hingga bagian bawahnya matang dan bertekstur renyah, sementara bagian atasnya tetap lembut.

Variasi Surabi

Surabi memiliki berbagai varian rasa dan topping yang membuatnya semakin menarik. Beberapa variasi yang populer antara lain:

Surabi Original: Hanya menggunakan campuran tepung beras dan santan, tanpa tambahan topping.

Surabi Oncom: Khas Jawa Barat, menggunakan oncom pedas sebagai topping.

Surabi Manis: Disajikan dengan kinca (gula merah cair) atau susu kental manis.

Surabi Keju dan Cokelat: Varian modern yang menyesuaikan dengan selera anak muda.

Surabi Seblak : Varian inovasi baru yang saat ini sedang banyak digemari gen Z.

Surabi dalam Kehidupan Masyarakat

Surabi bukan sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian dari budaya masyarakat. Di beberapa daerah, surabi sering disajikan dalam acara adat atau pertemuan keluarga. Saat ini, surabi juga banyak dijual di kafe-kafe dengan konsep kekinian, sehingga semakin populer di kalangan anak muda.

Dengan cita rasa yang khas dan harga yang terjangkau, surabi tetap menjadi pilihan kuliner favorit bagi berbagai kalangan. Inovasi dalam penyajian juga membuat makanan ini tetap relevan di era modern tanpa kehilangan identitas tradisionalnya.

0 comments:

Posting Komentar